Ketidak Konsistennya Karena Sesuatu dan Lain Hal

Mengapa saya buat judul seperti itu?
ya karena memang saya tidak pernah konsisten, sampai seorang gadis memaki saya akibat ketidak konsistenan saya

Hari ini saya sudah membuat planning untuk mengerjakan beberapa tugas, bisa di bilang satu tugas adalah titipan. walau tugas titipan itu tidak bisa di kerjakan dengan sempurna, tapi ketidak sempuranaan itu akibat data yang saya punya terbatas (bisa di bilang begitu). rencana kedua adalah mengedit video yang telah di buat, namun tidak bisa di lakukan akibat data yang kurang dan paket yang kurang juga, data di sini saya maksud tidak semua video itu saya punya dan harus di download. planning saya yang terakhir adalah memperbaiki tugas riset kualitatif tetapi kendalanya bukan data, kendalanya adalah saya sudah membuat janji dengan teman kelas untuk mengantar dia mencari kosan. pikir saya bisa di kerjakan setelah berkeliling mencari kosan, akan tetapi rencana itu buyar akibat kemalasan saya. yak benar, malasnya saya, kenapa? karena sepulang dari berkeliling saya berniat untuk langsung mengerjakan riset kualitatif dan niat sudah terkumpul, akan tetapi hilang saat saya memegang salah satu benda elektronik dan akhirnya niat-hanya di niat, tidak ter-realisasi-kan.

mungkin bisa di katakan capek, tetapi sudah saya tulis sebelumnya jika tidak ada kata istirahat hari ini, dan full untuk mengerjakan tugas, akan tetapi pulang pukul 16.00 WIB membuat pikiran menjadi lelah (dalam hati) akhirnya rasa malaslah yang menang. Memang dalam beberapa tulisan mengatakan jika niat-in aja dulu, yang terpenting adalah niat, tetapi kalau cuma sekedar niat semua orang juga bisa. contohnya orang miskin (bukan sebuah umpatan/perundungan) jika hanya niat saja tida akan pernah jadi kaya. tetapi jika niat dan di barengi oleh usaha kemungkinan besar ada peluang untuk menjadi kaya.

rasa malasku tidak pernah berubah dari dulu, walau sudah di tempa sedemikian rupa tetapi tetap saja malas itu masih ada. saya ini adalah orang yang paling bodoh di keluarga. mendapatkan ranking paling akhir di sekolah. selalu di katakan bodoh oleh guru, mentor, maupun dosen. karena bodoh itu saya terus ingin meningkatkan pengetahuan saya dan orang-orang berkata "Jika kamu sudah tau diri bodoh, maka berusaha rajinlah" terkadang saya teringat dengan perkataan teman saya

"Orang bodoh di kalahkan oleh orang pintar, orang pintar di kalahkan oleh orang licik, dan orang licik akan di kalahkan oleh orang beruntung" tetapi "tidak semua orang itu beruntung" 

adapun guru saya berkata "Orang pintar itu akan kalah dengan orang rajin, karena orang pintar belum tentu rajin, tetapi orang rajin kelak akan menjadi orang pintar"

Saya menyadari bahwa ketidak pintaran saya membuat saya banyak sekali pengalaman, seperti saat saya remidi, saya mendapatkan ilmu-ilmu baru dari pelajaran yang di ajari. dari Her saya mendapatkan pengetahuan lebih dari murid yang tidak Her. bukan berarti saya menyuruh untuk Her, tetapi lebih tepatnya pengetahuan itu bisa di dapatkan asalkan kamu mau berusaha

saya dan teman saya sepakat jika tidak ada "BERKAT" dari lahir, tetapi karena rajin belajar dan konsisten. orang pandai bermain musik karena orang tersebut sering latihan musik, orang pandai menggambar, karena orang tersebut sering latihan menggambar, orang pandai matematika, karena orang tersebut rajin berlatih matematika. 

JIKA KAMU KONSISTEN, KAMU AKAN MAMPU MERAIH APA YANG KAMU INGINKAN

sampai tulisan ini di buat saya masih belum selesai mengerjakan riset kualitatif, sedangkan masih ada manajemen data yang menunggu terlebih lagi Literatur Review untuk bahan Thesi, yang paling parah adalah AKAN UAS

jadi jika tidak di kerjakan Kualitatif, Manajemen Data, dan Literatur Review tidak akan terbit di jurnal

Yukk... bisa Yukk!!!!

Komentar