Cerita II

LANGIT TAK SELAMANYA BIRU DI MATAKU

SEPATU

rudi terbangun di antara kegelapan berselimutkan cahaya dengan mata yang masih merah dan kesadaran seadanya...sempoyongan rudi melangkah menuju kamar mandi yang kecil untuk hanya terdapat 1 bak mandi dan kloset jongkok...rudi mengambil sedikit air dengan tangan kanannya dan air tersebut berjatuhan sedikit demi sedikit sebelum membasuhi muka rudi...saat di telapak tangan rudi yang membentuk seperti mangkok air tersebut penuh...ketika akan di basuhi mukanya air tersebut berkurang menjadi setengahnya...rudi melakukan sebanyak tiga kali....sesaat yang terakhir rudi diam sejenak ada sedikit pikiran yang terlintas...saat kembali mengulas pikiran yang terlintas...kemudian rudi sadar penuh akan kantuknya...

"sepatu....sepatu...sepatu!!!"....katanya dalam suara kecil

rudi mencari-cari sepatu yang akan dia kenakan untuk kerja hari ini...sepatu vantovel hitam berukuran 41 dengan tali di atasnya untuk mengencangkan...sepatu yang penuh dengan kenangan saat pertama bekerja untuk hotel berbintang tersebut...sepatu itu tidaklah bagus...telah berapa kali sepatu itu ke tempat sol untuk di perbaiki...rudi tak memiliki cukup uang untuk membeli sepatu baru...biaya kos, biaya makan, biaya bensin, dan biaya-biaya yang lain di tanggung sendiri...berbeda dengan orang yang ngekos karena dibiyai orang tua...orang yang ngekos di biayai orang tuanya sudah di tanggung makan dan kos...mereka menghabiskan uang tersebut untuk membeli kebutuhan yang belum tentu penting buatnya...

rudi mencari sepatunya tersebut di luar...di atas kardus yang besar untuk meletakan berbagai sepatu yang ia punya harapannya...tetapi sepatu yang ia punya hanya dua...sepatu untuk pergi yang sudah lumyan usang dan sepatu dia untuk kerja...sepatu tersebut belum ditemukan karena dia lupa menaruhya di mana, sampai selama 10 detik dia diam di tempat yang sama sambil mengingat-ingat dengan wajah yang mengerut...akhirnya dia tersadar dan menuju suatu tempat di pojokan dan menemukannya di samping rak piring yang berada di bawah...di amblinya sepatu yang dia beli saat pertama dan meletakkannya di depan kos untuk nanti di pakai dengan polesan semir sepatu sedikit dia memoleskan sepatu itu...sekarang sepatu itu terlihat seperti baru dengan benang-benang yang ada di bagian bawah sepatu...
                        
                                         --------------------------------------------------

rudi keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melingkar di lehernya sambil menggusap-usap kepalanya menggunakan handuk itu sambil melihat jam yang menunjukan pukul 07.00, lalu bergegas ke lemari kecil yang ia punya selama bekerja di hotel tersebut...dia melirik sedikit sepatu yang akan dia gunakan dan melamun sedikit karena mengingatkannya pada kejadian yang ia tidak suka saat pertama kali kerja di sana, kejadian yang sungguh memilukan dan tak ingin ia mengingatnya kembali. "ahh...sudahlah...kejadian itu sudah lama, mengapa aku masih mengingat kejadian yang sangat memiluikan itu"... cetus dia sendiri sembari ke lemari pakaian. membuka selembar demi selembar pakaian yang akan ia kenakan untuk hari ini. baju yang dapat dihitung jumlahnya itu dia pilah dan menemukan seragam yang dikenakan untuk hari ini. sembari menggenakan pakaian, sedikit memakai pengharum badan yang dia beli di toko parfum langganannya walaupun parfum itu murah tetapi dia beranggapan yang penting saya bisa harum bekerja di sana. sedikit menggunakan cermin yang ia ambil dari spion motornya, walau terlihat cembung yang penting ada di buatkan untuk bercermin. memolesi rambut dengan minyak yang seadanya, minyak yang ia beli tak lebih dari harga parfumnya. sembari merapikan rambut rudi berucap "hari ini adalah harimu rudi (sembari menunjuk dia dalam cermin)... maka taklukan hari ini dengan riang dan bergembira". setelah menyisir rambutnya dia keluar menenteng sepatu pantofel yang sudah usang itu.

rudi menghidupkan mesin motornya dan memanasi motor yang sudah usang yang ia dapatkan dari hasil kerjanya selama setahun, motor itu ia kredit selama setahun walau sudah buntut dan kalah saing dengan motor yang lainnya tetapi rudi menikmatinya. Motor yang dia dapat sangat dia sayangi, mulai dari dia panasi, dia lap, dia ajak bicara, sampai dia elus-elus sendiri. Ketika dia hendak ingin pergi, dia sudah berada di atas motor dan tak sabar ingin mengendarai motor tersebut, seketika dia mengingat jika belum mengunci kosnya "kosku!" Serunya. Dia lalu bergegas mengunci kosnya, dengan sigap kembali mengendarai motor yang sangat dia sayangi. Memasukan persnelingnya ke gigi satu, motor itu melaju lamban tapi selamat. Di perjalanan rudi kembali mengingat kejadian sepatu di pagi hari tersebut, kejadian itu bermula saat dia beberapa minggu bekerja di hotel tersebut, dia tidak sengaja melihat sahabat masa kecilnya rani berkunjung ke hotel tersebut bersama lelaki yang ia tak kenal. Lelaki itu berpostur tinggi rambut lurus klimis ke samping, usianya diperkirakan 40-45 tahun, berstel jas, sepatu fantopel, memakai tas slempang lumayan besar, dan putih bersih terlihat terawat. Rudi tak sengaja melihat sahabatnya itu di peluk oleh laki-laki yang dia tidak kenal tersebut, tetapi yang dia sangat kesal adalah ketika melihat cincin emas melingkar di jari kanan laki-laki tersebut. Hatinya langsung menjadi sangat kacau saat dia masuk berdua ke kamar hotel ternama daerah badung bernomor 217. Di hari itu juga rudi mendapatkan sepatu fantopel yang sama modelnya dengan sepatu fantopel yang dimiliki oleh lelaki yang dilihatnya itu. Sepatu itu diberikan oleh manager hotel tersebut sebagai apresiasi manager hotel tersebut karena puas dengan kerja rudi yang beberapa minggu ini. Rudi selama beberapa minggu tersebut sangat rajin melembur, sangat di senangi oleh para pelanggan hotel, sangat di cari oleh pelanggan hotel, dan pelanggan hotel merekomendasikan rudi sebagai pegawai teladan bulan berikutnya. Kejadian itu tidak pernah terlepas dari ingatannya karena setiap melihat sepatu fantopel yang dia kenakan selalu teringat dengan kejadian tersebut dan melekat dengan identitas sepatu fantopel itu. Setelah beberapa menit termenung di jalan sampailah rudi pada hotel terkenal di badung itu.

           -----------------------------------

Kring....kring....kring....
Bunyi handphone jadul itu berbunyi...
Rudi sekilas melihat panggilan tersebut kemudian mengangkatnya...

"Selamat pagi rani" jawab rudi

"Selamat pagi juga mr.dreamer, sudah masuk ada di kantor?" Jawab rani di balik telepon

"Sudah, baru saja sampai di kamar karyawan, tumben pagi-pagi telpon, ada apa?" Sahut rudi

"Minggu depan ada proyek di badung, aku boleh numpang di kosmu tidak?" Tanpa basa-basi rani menjawab
https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=524126198006325429#editor/target=post;postID=9046334302845479048;onPublishedMenu=allposts;onClosedMenu=allposts;postNum=0;src=link
"Boleh, memangnya berapa hari?" Rudi bertanya

"Cuma dua hari saja, tenang semua makanan aku yang tanggung" jawab rank sambil tertawa

"Oke, makanan selama seminggu... deal or no deal?" Tawaran rudi

"Kamu sudah di kasi hati malah minta jantung... okelah gak jadi masalah..." jawab rani sambil kesal

"Siap, kos bakalan rapi dan nyaman selama ada ratu di kosku"sahut rudi sambil tersenyum

"Oke, bosku sudah manggil, aku tutup dulu" tanpa ba bi bu be bo... langsung di tutup telponnya...

"Dasar maunya sendiri yang di dengar, baru saja aku bahagia dia telpon tau-taunya cuma sebentar" ketus rudi ke handphonenya.

Rudi kembali bergegas merapikan barang-barangnya dan bersiap keluar menggapai mimpinya.


                                                          Bersambung.....

Komentar