Saat terbesit dari nama pernikahan mungkin banyak
orang yang mengatakan hal yang sakral, hal yang sangat di inginkan, hal yang
diimpikan, dan hal-hal lain yang sangat baik dari dunia ini. tidakkah kalian
berpikir apa yang dimakud dengan pernikahan, tujuan pernikahan, dan apa yang
dilakukan ketika menikah. kalian yang berpacaran bertahun-tahun pasti tujuannya
untuk menikah, atau kalian pacaran beberapa minggu pasti mengincar pernikahan
atau yang lebih ekstrim lagi kalian tidak mengetahui asal muasal pasangan
kalian dan kalian yakini bahwa dia adalah yang terbaik dan akhirnya kalian
menikah.
Bagi beberapa kelompok regligius menikah itu
adalah hal yang sangat penting, hal yang membawa dirinya menjadi kepribadian
yang lebih religious, tetapi beberapa orang membuat pernikahan itu sebagai
tameng untuk memuaskan hasrat seksualnya atau untuk mempertahankan sistem
keluarga. tetapi sedikit orang yang mengetahui apa yang akan dilalui dari
pernikahan tersebut, dimulai dari suka duka, asal muasal pernikahan, bahkan
tujuan dari pernikahan itu sendiri.
Kemarin saya berdiskusi mengenai pernikahan
dengan teman saya yang dimana kita menyepakati pernikahan itu paling banyak di
minta oleh wanita yang sudah lama berpacaran atau wanita yang sudah menginjak
usia yang “matang” dalam hidupnya. itu tidak salah karena di dalam pernikahan membuat
wanita memiliki status dan dapat dikatakan ada yang tetap mengatakan dia adalah
wanita tercantik walau muka wanita sudah menjadi keriput dan rambut beruban. Mungkin
ini sedikit terdengar seperti Patriarki karena ini dilihat dari sudut pandangan
kami sebagai pria. Ini tidak menutup kemungkinan bahwa pria juga terkadang
menuntut untuk suatu hubungan yang serius mungkin karena saking “cintanya”
dengan wanita itu dan tidak ingin ada yang memiliki atau menjadi suatu
ke-SAH-an dalam melakukan hubungan intim. Tak jarang pria juga menuntut untuk
keturunan.
Kesampingankan hal itu semua, trus darimana
pernikahan itu berasal dan apa tujuan dari pernikahan itu? Beberapa hasil
searching yang kami dapat dan masuk di akal yang dimana diluar dari konteks
agama, pernikahan ini tercatat pertama kalo pada tahun 1250-1300. Wow baru-baru
di mulai bukan, trus sebelum tahun tersebut apa yang dilakukan oleh pria dan
wanita, tetap itu di sebut sebagai pernikahan, kenapa? Dari catatan
prasasti-prasati atau catatan sejarah tetap raja melakukan pernikahan. Sebelumnya
lagi pada zama neolitikum, megalitikum, paleolitikum, mesolitikum dan lainnya,
kemungkinan pernikahan itu sudah ada, tetapi dilakukan oleh ketua adat atau
ketua dari suku tersebut. Dimana pada zaman dahulu wanita di anggap menjadi
sumber kekuatan, jadi banyak wanita menandakan kepala suku itu superpower.
Bagaimana dengan anak buah-anak buahnya, walaupun
belum saya belum baca tetapi saya meyakini bahwa untuk yang paling bawah tidak
melakukan pernikahan, atau bisa di katakana masih melakukan hubungan intim dan
sesuka hati. Kenapa demikian? Karena dalam zaman holocene yang paling dekat
dengan zaman sekarang belum mengatur dalam pernikahan dan kesadaran dalam
ketatanan hidup belum terlalu penting
Jadi pernikahan itu adalah suatu perubahan
tradisi yang mengarah kebahagiaan hidup bersama, awal-awal dari pernikahan kami
sepakati untuk memperkuat daerah politik. Seperti raja-raja terdahulu memiliki
banyak istri ataupun selir menandakan bahwa dia memiliki banyak wilayah
kekuasaan. Istri ini di simbolkan sebagai penguat sistem politik sedangkan
selir di anggap sebagai pemuas nafsu. Maka tidak jarang pada zaman dahulu
pernikahan beda agama dan beda Negara sering dilakukan yaitu untuk memperkuat
sistem politik dan menambah kepercayaan dari masyarakat dibawah kekuasaan raja
yang telah di duduki kerajaannya. Raja-raja terdahulu melakukan pernikahan
sebagai upacara yang sacral dan sangat dirayakan oleh masyarakatnya. Ketika raja
menikah, maka rakyatpun ikut bergembira atas pernikahan tersebut di balut
dengan agama dan juga tradisi maka kesakralan pernikahan tersebut bertambah. Karena
yang di lihat adalah raja, maka golongan bangsawan dalam arti orang kaya raya
juga menerapkan hal tersebut dan mengikuti apa yang raja lakukan. Hal ini
berkaitan dengan rasa kekaguman rakyat terhadap panutannya. Rakyat yang paling
rendahpun melakukan hal tersebut di samping karena raja sebagai panutan
kemudian di orientasikan menjadi suatu tradisi dan akhirnya di kembangkan
menjadi suatu keharusan dalam beragama.
Terlepas dari diskusi mengenai pernikahan tersebut
poin yang dapat kita terima dari pernikahan selain dari segi agama, pernikahan
ini adalah penyatuan dua keluarga dan memiliki maksud politik yang jelas dan
juga untuk mengankat derajat wanita dari hal-hal yang buruk mengenai dirinya
dalam catatan jika pria yang di nikahinya adalah pria yang bertanggung jawab,
karena ketika pria tidak bertanggung jawab maka wanita yang dinikahinya hanya
sebagai pemuas nafsu belaka.
Catatan terakhir: pernikahan itu adalah komitmen
dari kedua belah pihak, bila tidak ada komitmen dari keduanya maka pernikahan
itu hanyalah status
Komentar
Posting Komentar