Ini ceritanya saat malam hari, aku di suruh berbelanja oleh ibuku untuk membeli obat untuk membunuh nyamuk ya paling aku di berikan uang sebesar 50K, aku berangkat dari rumah menggunakan motor kesayanganku dan berbegas ke mini market yang pastinya kalian tau, mini market yang hampir terdapat di seluruh nusantara dengan warna dasar merah dan terdapat saingannya. di kotaku mini market ini sangat banyak, jadi setiap beberapa meter pasti ketemu dangan minimarket ini dan juga beberapa meter akan bertemu dengan pesaing bisnisnya.
Lanjut lagi sampai di mini market yang aku sebutkan, aku berkeliling mencari penyemprotan untuk nyamuk, walaupun tidak melewati gunung atau lembah, tapi cukup membuat aku pusing karena tidak tahu penataanya. tidak seperti di supermarket yang terdapat tulisannya di atas sehingga tidak bingung dan saya menyadarkan diri bahwa ini adalah "mini" bukan "super" jadi wajarlah. saat sudah bertemu dengan deretan penyemprotan nyamuk dipilah dan dipilih dan akhirnya menemukan penyemprotan nyamuk yang nyangkut di hati dengan bau dan tahan lama.
setelah mengambil barangnya, tapi tidak lupa dengan kebiasaan orang irit pada umumnya, yaitu melihat harga dulu baru menuju kasir, okay harga sudah pas yaitu 19.900 ya 20K kurang 100 perak, aku lanjutkan dengan membayar ke kasir, sampai di kasir ehh ada yang menarik hati... tapi karena aku orangnya pemalu, gak sempet kenalan jadinya... setelah menaruh barang kemudian kaget... kenapa? karena harga yang di tempel tidak sesuai dengan yang di komputer... akhirnya aku tanya dong
keterangan:
A: aku, C: Kasir
A: "mbak.. kok harganya ada 200 perak?"
C: "iya mas, ini nanti akan terhapus... 200 perak itu untuk tas plastiknya"
A: "ohh okay, karen sy juga gak pake plastik mba"
C: "hehehehe... iya mas"
trus di scan barcode dari produk itu dan harganya 25K dong... lagi-lagi aku bertanya
A: "lohh kok beda mbak sama yang di tempel"
C: "iya mas, karena ini ada pemotongan harga"
A: "ohh.. gitu ya mbak, maap gak mengerti yang seperti itu..hehehe"
C: "iya mas, gak kenapa"
A; "kalau ini berapaan mbak?" sambil memberikan pengharum ruangan (memang iseng dari dulu)
C: "ohh tunggu mas, lagi bentar sy scankan, dan utk penyemprotan nyamuknya harganya 19.900, apakah 100nya mau di sumbangkan untuk biaya corona?"
A: "ohh enggak mbak, jadi sy minta uang 100 perak sy kembali" sy memberikan uang 50K sehingga kembalian menjadi 30.100 rupiah
C: "ini mas 100 peraknya"
A: "terima kasih mbak, ohh ya yang ini juga tapi notanya di pisah ya" sambil mengambil pewangi ruangan yang sy ambil
C: "inggih mas, ini totalnya 56.900" karena sudah mengerti mbaknya langsung mengambil logam kembali setelah aku berikan uang sebesar 57K
A: "terima kasih mbak" sambil tersenyum berjalan keluar, ohh ya... ini karen efek mbaknya yang cantik tapi enggak melayani aku
dari sini aku mengambil kesimpulan, jika aku ini IRIT bukan PELIT, kenapa? karena salah perusahaannya sendiri mengapa menjual barang sampe ada kembalian 100 perak, apakah ini di sengaja atau strategi pedagang...kenapa tidak di bulatkan langsung menjadi 20K jadinya gak perlu ada embel-embel menyumbangkan ke anak yatim atau bantuan untuk corona. jika bantuan ke anak yatim atau bantuan corona aku selalu memberikan langsung kepada orang yang aku lihat memang butuh bukan donasi yang belum aku tahu sampai atau tidak
jika di bayangkan 100 perak di kali 100 orang? pasti menjadi 10K, coba bayangkan bila 10K ini dalam satu outlet... trus otlet yang sama juga 10K trus kali berapa otlet... jadinya kemungkinan dia akan mendapatkan keuntungan bersih dari 100 perak itu... ahh dasar otakku ini negatif saja pikirannya
jadi IRIT itu penting para pembaca, bukan, bukan mengajarkan untuk tidak donasi, itu hak individu, kalau aku itu langsung saja berdonasi kepada yang benar-benar saya tahu, ya mungkin akan di katakan PELIT, karena PELIT dan IRIT itu bedanya tipis...hahha
ohh ya tambahan, ketika aku meminta uang 100 perak itu semua orang di belakangku langsung aku yang jadi fokusnya
Komentar
Posting Komentar